Pandangan pendidikan tradisional dimasa lalu berpendapat bahwa pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan dengan status pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataaan yang ada sekarang ternyata bahwa pendapat lama itu tidak sesuai dengan keadaan. Pandangan lama itu dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori schopenhauer yang berpendapat bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaanya. Sejak anak lahir ia membawa bakat, kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat bawaan tertentu. Pembawaan itu akan berkembang sendiri; dalam hal ini pendidikan tidak mampu untuk mengubahnya. Aliran dalam pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut aliran Pesimis.
Paham nativisme tidak lama menguasai dunia pendidikan,sebab pada abad ke-19 lahir paham empirisme yang berasal dari John Lockle. Ia memperkenalkan teori tobularasa yang mengatakan bahwa "child born like a sheet of white paper a void of all charakters". Ketika anak lahir, ia diumpamakan sebagai kertas buram yang putih, belum ada ditulisi atau digoresi dengan bakat apapun. Jiwanya masih bersih dari pengaruh keturunan sehingga pendidik dapat membentuknya menurut kehendaknya. Aliran dalam pendidikan yang menganut paham empirisme ini disebut aliran yang optimis.
William stern menggabungkan kedua pendapat diatas kedalam hukum konvergensi yang mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur lingkungan dan pembawaan. Kedua pengaruh itu dimisalkan dengan dua buah garis yang bertemu (Bergabung) pada satu tempat, kemudian menjadi satu garis yang kuat.
Selamat Datang di Penulispedia.
Tinggalkan jejak anda dikomentar ini.
"Tolak ukur kesuksesan manusia ,diukur dari Bangitnya manusia dari kegagalan"