Penelitian terhadap anak-anak tidak mudah dilakukan. Alasan pertama karena anak-anak sangat sugestibel dan selalu berusaha menyenangkan hati si penanya. Alasan kedu akarena sukar diketahui dengan jelas apa yang dimaksudkan oleh anak itu.
Eksperimen
Penggunaan eksperimen terhadap anak-anak hanya terbatas pada penyelidikan yang dapat diamati dengan alat indera karena gejala-gejala jiwa yang bersifat rohaniah masih sangat samar-samar. Wilhelm Wundt, Seorang ilmuwan bangsa jerman (1874), Mendirikan laboraturium Psikologi yang pertama untuk melakukan rangkaian percobaan tentang kejiwaan. Suasana dilaboraturium itu agak berbeda dengan kehidupan dimasyarakat. Walaupun wundt bermaskud melakukan percobaan dengan teliti, pada zaman itu tidak semuanya dapat diteliti karena keterbatasan sarannya, sehingga hanya bagian-bagian yang dapat disaksikan dengan indera saja yang dapat diketahui. Tentang jalan pikiran dan kemauan seseorang belum dapat diselidiki karena tidak dapat disaksikan sendiri.
Bentuk-bentuk persaan seperti kecewa, putus asa,rindu dan sebagainya, agak sukar diciptakan dalam suasa eksperimen, yaitu suasana yang dibuat-buat. Walaupun eksperimen banyak kelemahannya, eksperimen tetap bermamfaat digunakan karena, selain kelemahan itu, ia memiliki kelebihan lain, misalnya dapat diselidiki dengan teliti karena peristiwanya dapat diulang-ulang.
Menggunakan Tes
Alfred Binet dan Simon, dua orang ilmuwan bangsa prancis telah memperkenalkan skala inteligensi untuk pertama kali pada tahun 1905. Skala binet terdiri dari 54 pertanyaan, masing-masing 5 pertanyaan untuk tingkat usia tertentu; jenjang pertanyaan yang paling mudah untuk usia 3 tahun, jenjang pertanyaan yang paling sukar untuk usia 15 tahun. Pengukuran kecerdasan dengan menggunakan tes binet simon diperkenalkan oleh
L.M TERMAN dalam bukunya,
The measurement of itelligence, 1916. Kemudian Terman dan M.A. Merrill melakukan penyempurnaan untuk kedua kalinya pada tahun 1937. Dari hasil penyempurnaan itu mereka memperkenalkan lima tingkat kecerdasan, yaitu sangat bodoh,bodoh,normal,pandai,dan cerdas.
Anak-anak sekolah lanjutan sudah dapat diteliti kecerdasannya dengan menggunakan tes walaupun sebelum diputuskan hasilnya harus berhati-hati dipertimbangkan karena hanya dapat menghasilkan pendapat yang global terhadap kelompok yang besar; tidak diperoleh hasil kesimpulan yang teliti, dan hasil yang diperoleh kurang menggambarkan kecerdasan yang sebenarnya.
Selamat Datang di Penulispedia.
Tinggalkan jejak anda dikomentar ini.
"Tolak ukur kesuksesan manusia ,diukur dari Bangitnya manusia dari kegagalan"