Bila ingin menyelidiki tingkah-laku anak, misalnya bagaimana ia bermain, kita harus mengamat-amati anak-anak itu dari kejauhan tanpa mereka ketahui. Kita dapat mencatat tingkah-laku yang kelihatan. Hendaknya pekerjaan mencatat itu dilakukan dengan teliti dan dicatat secepat-cepatnya. Pengamatan ini dapat ditunjukan kepada anak secara terus-menerus, atau ditunjukan kepada beberapa anak secara bergantian.
Menurut clara dan william stern, peneliti itu harus tepat waktu bekerjanya (Secara kronologis), kemudian menyediakan daftar yang memuat inti kata,nomor halaman disusun teratur menurut abjad. Semua anjuran itu dimaksudkan agar sewaktu-waktu orang mudah menemukan catatan itu jika diperlukan dikemudian hari. Selain itu masih ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan observasi ini, diantaranya adalah :
A. Pada tepi halaman dicatat tanggal berapa kejadian itu ,inti kata,keterangan umur, dan sebagainya. Untuk menyebut bahwa anak berumur 2 tahun 6 bulan cukup dituliskan dengan tanda 2;6
B. Anak tidak mengetahui bahwa ia sedang diamati-amati. Hal ini dimaksudkan agar penyelidik bebas bertindak dan gerak-gerik atau tingkah laku anak tidak berubah (dibuat-buat )
C. Hasil pengamatan segera dicatat. Bila singkat waktunya hingga tidak memungkinkan untuk mencatat seluruhnya , Kita harus mampu membedakan aspek mana yang perlu dicatat dengan singkat saja, atau menggunakan stenografi. Pelaksanaan observasi boleh dilakukan oleh 2 orang. Tugas orang pertama ialah mengajak anak bercakap-cakap, bermain-main, dan bersenda-gurau. Tugas orang kedua ialah mencatat apa saja yang didengarnya, tetapi jangan sampai diketahui anak itu.
D. Mampu membedakan antara kenyataan objektif dengan nilai-nilai hasil pengamatan, mengenal suasana yang sedang meliputi jiwa anak pada waktu dilakukan pengamatan. Dengan demikian penyelidik mengetahui apa latar belakang yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala jiwa
Introspeksi
Pengamatan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan atau mempelajari proses kejiwaan pada diri sendiri disebut intospeksi. Anak-anaktidak dapat mempergunakan metode introspeksi. Melakukan introspeksi berarti mempelajari Jiwa sendiri, Kesadaran tentang jiwa sendiri yang dapat dikenal secara langsung. Perbuatan mempelajari jiwa sendiri membutuhkan latihan dan pengertian. Itulah sebabnya para ahli tidak sependapat untuk menggunakan metode ini untuk anak-anak
August Comte, Seorang ahli filsafat bangsa prancis, mengatakan bahwa introspeksi tidak objektif, tidak dapat sekaligus digunakan untuk maksud menghayati dan mempelajari proses kejiwaan yang sedang dialami. Tokoh kedua, William Stern, seorang bangsa jerman,mengemukakan bahwa dengan cara introspeksi masih ada bagian-bagian kejiwaan yang tidak dapat diselidiki atau diketahui, yaitu bagian-bagian yang berada diluar batas kesadaran dimana hasil yang diperoleh selalu kurang lengkap.
Ekstropeksi
Pengamatan yang dilakukan hanya dengan maksud mempelajari kejiwaan orang lain disebut ekstropeksi
. Hanya pekerjaan kejiwaan pada diri sendiri yang langsung dapat dipeljari. Pekerjaan kejiwaan pada diri orang lain hanya dapat kita duga. Hal-hal yang dapat diperhatikan hanya terbatas pada unsur-unsur yang dapat ditangkap pancaindera.
Dengan memperhatikan perubahan roman muka dan perbuatan yang dilakukan orang lain,kemudian kita coba menduga isi hatinya untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkannya. Bila cara memperhatikannya dilakukan lebih teratur dan saksama, dapat diharapkan akan diperoleh kesimpulan yang mendekati kenyataan. Misalnya,kemarin saya menerima telegram. ketika membacanya hati saya terharu, kemudian mengeluarkan air mata. Tadi saya melihat orang sedang membaca. Dari kejauhan tampak air matanya berlinang. Saya duga orang tersebut juga terharu.
Dalam contoh diatas kita mencoba menetapkan bagaimana terjadinya proses kejiwaan pada diri orang lain hanya berdasarkan kenyataan yang dilihat, dan ditambah sedikit dengan ingatan kita sendiri sebagai persamaan. Kesimpulan semacam itu banyak kemungkinan kelirunya. Cara menarik kesimpulan seperti itu disebut analogi. Untuk memperkecil kemungkinan keliru manusia dapat menggunakan kemampuan lain yang disebut
kehalusan perasaan. Dengan kehalusan perasaan kita mampu menetapkan sikap yang tepat dalam pergaulan, yaitu dengan menyelami isi hati orang lain. Bila kita dibutuhkan bantuan introspeksi. Sama maksudnya dengan ;untuk melakukan ekstropeksi dibutuhkan bantuan introspeksi
Selamat Datang di Penulispedia.
Tinggalkan jejak anda dikomentar ini.
"Tolak ukur kesuksesan manusia ,diukur dari Bangitnya manusia dari kegagalan"